Pencarian :

Senin, 04 Juni 2007

Liburan ke Taman Margasatwa Semarang

Saat ini kebun binatang Semarang yang dulu berlokasi di Tinjomoyo telah berpindah ke Mangkang. Pembuatan taman margasatwa Semarang ini yang konon menghabiskan biaya lebih kurang Rp 4,2 miliar. Berbagai fasilitas yang dibangun yaitu museum zoologi, mushala, "Sungai Afrika Utara", kandang banteng, pagar keliling kurang lebih 500 meter, dan pavingisasi. Terdapat sekitar 200 jenis margasatwa mulai dari gajah, harimau, beruang madu, buaya, monyet, rusa, berbagai macam jenis burung dan lain sebagainya. Selain itu terdapat berbagai jenis pohon dan tanaman yang sengaja dibudidayakan. Untuk memudahkan perawatan dan pengelolaan tiap pohon dan tanaman yang ada dipasang papan nomor.

Naik gajah menjadi daya tarik atau andalan taman margasatwa saat ini. Para pengunjung yang naik gajah kebanyakan anak kecil yang ditemani orangtua mereka. Dengan membayar Rp 5.000, mereka bisa naik Sekar (25), nama sang gajah, sejauh lebih kurang 300 meter.

Menurut salah seorang pawang gajah, pengunjung hanya bisa naik gajah di hari Minggu dan hari besar saja. Rata-rata setiap hari Minggu, Rp 100.000 bisa didapatnya.

Selain gajah kita juga bisa melihat (setidaknya 2 ular) dan memegang ular (lupa apa jenisnya ... yang jelas sebesar betis manusia) yang dibiarkan bebas berkeliaran dan pengunjung boleh mengangkatnya/menggendongnya.

Untuk anak-anak disediakan pula arena bermain seperti jembatan tali yang sepertinya menjadi daya tarik tersendiri. Terdapat pula sepeda air dan mobil kereta untuk berkeliling sepanjang sungai (buatan) serta area taman margasatwa.

Selain taman margasatwa Semarang beberapa kilometer ke arah timur juga terdapat tempat wisata, "Taman Lele" namanya, ndak tahu padahal sepertinya kolam ikan yang terdapat disana tidak ada lelenya. Sebuah taman yang didesain untuk istirahat (semacam cottage mungkin) didalamnya terdapat penginapan, kebun binatang mini terdapat buaya, beberapa jenis unggas, ular dan beberapa jenis monyet, kolam air dan arena bermain untuk anak-anak.

Berikut foto-foto kami sekeluarga saat liburan ketempat-tempat tersebut ...




















Bagaimana kondisi bekas Kebun Binatang Tinjomoyo sekarang? Sepertinya memang sudah dilupakan orang. Areal seluas sekitar 57,5 hektare tersebut sekarang tak terawat. Berbagai jenis tanaman liar tumbuh subur.

Beberapa bangunan yang masih ada dan sudah tak berpenghuni itu pun mulai lapuk. Tumbuhan liar terlihat merambat di dinding-dinding yang sebagian telah mengelupas. Kandang-kandang kosong yang belum dipindahkan ke Mangkang tampak kotor.

Konsep awal, setelah dipindahnya kebun binatang ke Mangkang adalah menjadikan Tinjomoyo sebagai taman rusa dan hutan wisata. Untuk mendukung konsep tersebut, sepuluh ekor rusa ditinggal di sana. Tujuh ekor di dalam kandang, dan tiga ekor lainnya dibiarkan hidup liar di alam bebas.

Selain itu beberapa kegiatan outbond juga sering dilakukan di sana. Antara lain combat game, flying fox, tracking dan kemah. Untuk para pecinta combat game yang tergabung dalam Indonesia Annual Airsoft Camp, mereka memanfaatkan areal itu untuk berlatih dan jambore.

Tracking atau jalan-jalan menyusuri hutan sambil melihat berbagai jenis tanaman merupakan salah satu bentuk wisata hutan. Selain itu, tiap hari Minggu kegiatan combat game juga rutin dilakukan di sini.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Kembali ke sedulur tuwo, Kangen-kangenan, ojo lali yooo

SAUFIK mengatakan...

Siapa ya ?