Pencarian :

Kamis, 05 Juli 2007

Sunnah-sunnah dalam menyambut kelahiran bayi

TERHADAP KELUARGA BAYI
  1. Memberikan kabar gembira tentang kelahiran si bayi kepada keluarga dan kerabat orang tua si bayi.
  2. Memberikan ucapan selamat atas kelahiran bayi dan mendo’akannya.

TERHADAP BAYI

1. MENGUMANDANGKAN ADZAN
Bayi diadzani di telinga sebelah kanan dan iqomah di telinga disebelah kiri setelah kelahirannya. Adzan dilakukan dengan suara indah dan pelan, agar tidak menyakiti dan mengganggu telinga bayi.

Hadits Rasul :
“Aku melihat Rasulullah SAW. adzan seperti mau sholat ditelinga Al-Husain bin Ali setelah ia dilahirkan ibunya, Fatimah” (diriwayatkan Imam Ahmad, Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Diantara hikmah-hikmah yang dapat dipetik dari adzan adalah :
  • Dengan adzan ditelinga bayi, maka sesuatu yang pertama kali didengar telinga bayi adalah kalimat adzan yang berisi pengagungan nama Allah Ta’ala.
  • Dengan menerapkan etika tersebut (adzan ditelinga bayi), maka mengajak bayi kepada Allah Ta’ala lebih dulu daripada ajakan setan.
2. TAHNIK
Tahnik adalah mengunyah kurma, lalu kunyahan kurma digosok-gosokkan kelangit-langit mulut setelah kelahirannya.
Caranya ialah dengan meletakkan sedikit kurma yang sudah dikunyah diatas tangan orang yang melakukan tahnik, lalu memasukkan tangan/jari yang berisi kunyahan kurma kemulut bayi kemudian menggerak-gerakkan kunyahan kurma tersebut kekanan dan kekiri. Jika tahnik tidak bisa dengan kurma bisa juga dilakukan dengan madu atau bahan apa saja yang penting manis.

Ketika melakukan tahnik kurma tidak harus dikunyah, namun bisa juga dilembutkan dengan cara lain. Orang yang melakukan tahnik adalah ayah, atau ibu si bayi atau salah seorang ulama yang do’anya diharapkan diterima Allah Ta’ala.

Di antara hikmah adalah tahnik secara langsung menggerakkan kerja tulang-tulang mulut dan peredaran darah didalamnya. Ini otomatis latihan bagi bayi untuk menyedot dan menetek ASI dari ibunya dan juga bukan menjadi rahasia lagi bahwa kurma atau madu mempunyai kandungan gula yang tinggi sehingga stok / persediaan zat gula pada bayi tetap terjaga.

3. PEMBERIAN NAMA
  • Dilakukan setelah kelahirannya atau sesudahnya sampai hari ketujuh.
  • Hendaklah memberi nama dengan nama yang indah, yang dapat membuatnya bangga jika namanya disebut di depan orang lain.
4. AQIQAH
  • Aqiqah yaitu kambing yang disembelih untuk bayi.
  • Dua kambing untuk anak laki-laki dan satu kambing untuk anak perem-puan.
  • Aqiqah dilaksanakan pada hari ketujuh, atau ke-empat belas atau ke-duapuluh satu. Jika aqiqah tidak dapat diselenggarakan pada waktu itu maka boleh diselenggarakan kapan saja.
  • Keluarga bayi boleh memakan kambing (aqiqah), atau memberi makan dan mengundang orang lain dengan aqiqah tersebut.
5. CUKUR RAMBUT
  • Dilakukan pada hari ketujuh setelah penyelenggaraan aqiqah.
“Pada hari ketujuh kelahiran bayi, tumpahkan darah untuknya (aqiqah), hilangkan kotoran darinya (mencukur rambut) dan beri nama dia .
(Hadits diriwayatkan Ath-Thabrani ).

  • Berlaku bagi bayi laki-laki maupun bayi perempuan.Cukur rambut dilakukan jika kondisi memungkinkan. Jika bayi tidak punya rambut atau rambutnya sedikit sehingga tidak memungkinkan dicukur, maka bayi tidak perlu dicukur.
  • Tidak dibolehkan hanya mencukur sebagian dan membiarkan sebagian yang lain tidak tercukur.
  • Bersedekah dengan perak seberat rambut bayi kepada fakir miskin.

  • Rasulullah SAW bersabda :
  • Setelah dicukur disunahkan untuk memberi wangi-wangian pada kepala bayi.
6. KHITAN / SUNAT
  • Yaitu pemotongan prepotium (kulup) yang mengelilingi kepala kemaluan anak laki-laki dan pemotongan sebagian kecil clitoris (atau penggoresan clitoris) bagi anak perempuan.
  • Khitan disunnahkan dilakukan pada hari ketujuh dan boleh dilakukan sesudahnya, serta wajib ketika anak telah mencapai usia akil baligh.
Demikian beberapa sunnah yang berkaitan dengan kelahiran bayi semoga kita dapat mengamalkan dan termasuk golongan umat Rasulullah.

“Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati dan jadikan kami sebagai imam bagi orang-orang bertaqwa”
( Al Furqon : 74 )
Dari berbagi sumber

Tidak ada komentar: